Maybe im a kinda inspiring girl (or woman?). Lol.
This is a poem from my friend Lian Kagura. I just found it in my campur-aduk folder when I was looking for some old file. I thought this is like a cute memory to share it here. It was about a year ago—more.
This is a poem from my friend Lian Kagura. I just found it in my campur-aduk folder when I was looking for some old file. I thought this is like a cute memory to share it here. It was about a year ago—more.
[PUISI] MENUNGGU DESI
Menunggumu Desi
Adalah senja yang patah di persimpangan jalan itu
Sementara orangorang lalu lalang dan Bus Trans Yogja pergi pulang
Di sepanjang jalan itu pohonpohon lindap dalam gema
Dialek jawa dan suara mesin kereta
Seperti menarik kita pada pergantian detik yang lama
Lalu waktu adalah sepasang rel
Yang merindu di Stasiun Tugu
Menunggumu Desi
Adalah jalan Malioboro yang riuh
Sederet warung lesehan dan toko batik
Yang lampulampunya nyaris membutakan mata kita
Kemudian barisan motor yang berjejer di sepanjang trotoar
Obrolan orangorang dan senyuman manis para turis
Dan malam menyerap aroma keringat kita
Yang mengental pada cuaca
Di gaduh jalan itu aku masih dapat menangkap sungai
Yang mengalir lambatlambat di kepalamu dan pencarian entingenting itu
Adalah petualangan pertamaku. Ah, bulan di atas jalan belum juga
Menampakan wajahnya yang lucu. Sedang kedua temanku sibuk
Membekap bayangbayang lampu di sekitar kita. Sampai aroma lapar
Membangkitkan segala selera dan kita berjalan ke arah utara
Menunggumu Desi
Adalah kopi yang tumpah di malam itu
Nasi kucing dan beberapa gorengan kering
Bagaimana bila kita dudukduduk sambil terus menertawakan diri
Dalam remang dan selembar tikar. Sebentar kita teringat pada
Perjalanan panjang menyusuri rel dari stasiun ke stasiun
Sementara kecurigaan kita pada arang yang berenang
Di dalam gelas kopi mulai menghilang
Kemudian orangorang semakin riuh di jalanan
2009
Sweet, eh?
You can also read it here
No comments:
Post a Comment