Monday, June 28, 2010

I Ever Got a Poem

Maybe im a kinda inspiring girl (or woman?). Lol.

This is a poem from my friend Lian Kagura. I just found it in my campur-aduk folder when I was looking for some old file. I thought this is like a cute memory to share it here. It was about a year ago—more.


[PUISI] MENUNGGU DESI


Menunggumu Desi



Adalah senja yang patah di persimpangan jalan itu

Sementara orangorang lalu lalang dan Bus Trans Yogja pergi pulang

Di sepanjang jalan itu pohonpohon lindap dalam gema



Dialek jawa dan suara mesin kereta

Seperti menarik kita pada pergantian detik yang lama

Lalu waktu adalah sepasang rel

Yang merindu di Stasiun Tugu



Menunggumu Desi



Adalah jalan Malioboro yang riuh

Sederet warung lesehan dan toko batik

Yang lampulampunya nyaris membutakan mata kita

Kemudian barisan motor yang berjejer di sepanjang trotoar

Obrolan orangorang dan senyuman manis para turis

Dan malam menyerap aroma keringat kita

Yang mengental pada cuaca



Di gaduh jalan itu aku masih dapat menangkap sungai

Yang mengalir lambatlambat di kepalamu dan pencarian entingenting itu

Adalah petualangan pertamaku. Ah, bulan di atas jalan belum juga

Menampakan wajahnya yang lucu. Sedang kedua temanku sibuk

Membekap bayangbayang lampu di sekitar kita. Sampai aroma lapar

Membangkitkan segala selera dan kita berjalan ke arah utara



Menunggumu Desi



Adalah kopi yang tumpah di malam itu

Nasi kucing dan beberapa gorengan kering



Bagaimana bila kita dudukduduk sambil terus menertawakan diri

Dalam remang dan selembar tikar. Sebentar kita teringat pada

Perjalanan panjang menyusuri rel dari stasiun ke stasiun

Sementara kecurigaan kita pada arang yang berenang

Di dalam gelas kopi mulai menghilang

Kemudian orangorang semakin riuh di jalanan



2009



Sweet, eh?

You can also read it
here

No comments:

Post a Comment